Gas Ideal
merupakan kumpulan dari partikel-partikel
suatu zat yang jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel
itu selalu bergerak secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel
gas ideal
itu bertumbukan antar partikel atau dengan dinding akan terjadi tumbukan
lenting sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan energi.
Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa semua
gas dalam kondisi kimia apapun, pada temperatur tinggi, dan tekanan rendah
cenderung memperlihatkan suatu hubungan sederhana tertentu di antara
sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume dan temperatur. Hal ini
menganjurkan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat makroskopis yang
sama pada kondisi yang sama. Berdasarkan sifat makroskopis suatu gas seperti
kelajuan, energi kinetik, momentum, dan massa setiap molekul penyusun gas, kita
dapat mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi konsisten
(sesuai) dengan definisi makroskopis.
Gambar
1.1 : Keadaan Gas Ideal
Syarat Gas Ideal
Gas
ideal merupakan gas yang memenuhi asumsi-asumsi berikut.
1. Suatu gas terdiri atas
molekul-molekul yang disebut molekul. Setiap molekul identik (sama) sehingga
tidak dapat dibedakan dengan molekul lainnya.
2. Molekul-molekul gas ideal
bergerak secara acak ke segala arah.
3. Molekul-molekul gas ideal
tersebar merata di seluruh bagian.
4. Jarak antara molekul gas
jauh lebih besar daripada ukuran molekulnya.
5. Tidak ada gaya interaksi
antarmolekul; kecuali jika antarmolekul saling bertumbukan atau terjadi
tumbukan antara molekul dengan dinding.
6. Semua tumbukan yang terjadi
baik antarmolekul maupun antara molekul dengan dinding merupakan tumbukan
lenting sempurna dan terjadi pada waktu yang sangat singkat (molekul dapat
dipandang seperti bola keras yang licin).
Persamaan umum gas
Pernah
melihat atau mendengar alat masak Preswere Cooler (Presto)? Alat tersebut
digunakan untuk memasak dengan memanfaatkan tekanan gas. Tekanan gas
dapat diatur dengan mengatur suhu dan volumenya. Dari penjelasan ini dapat
diketahui bahwa gas memiliki besaran-besaran diantaranya adalah tekanan P,
volume V dan suhu T. Hubungan ketiga besaran inilah yang
dipelajari dalam bagian ini.
a.
Hukum Boyle – Guy Lussac
Keadaan
tekanan, volume dan suhu gas dimulai penjelasannya oleh Boyle.
Boyle mengalami keadaan gas yang suhunya tetap. Pada saat gas ditekan
ternyata volumenya mengecil dan saat volumenya diperbesar tekanannya
kecil. Keadaan di atas menjelaskan bahwa pada suhu yang tetap tekanan gas
berbanding terbalik dengan volumenya.
Persamaan di atas yang
kemudian dikenal sebagai hukum Boyle.
Keadaan berikutnya dijelaskan oleh
Guy Lussac. Menurut Guy Lussac, pada gas yang tekanannya tetap maka
volumenya akan sebanding dengan suhunya. Jika ada gas dalam ruang tertutup
dengan P = tetap dipanaskan maka volumenya akan berubah.
Persamaan yang dapat menggambarkan
keadaan perubahan P, V dan T (tidak ada yang tetap). Persamaan gabungan
itulah yang dinamakan hukum Boyle-Guy Lussac. Persamaannya
dapat kalian lihat di bawah.
Kalian tentu sering melihat balon yang
ditiup. Meniup balon berarti menambah jumlah partikel. Pada saat itu
volume benda akan bertambah. Berarti jumlah partikel sebanding dengan
volumenya.
Contoh
kedua adalah saat memompa ban dalam roda sepeda atau mobil. Saat dipompa
berarti jumlah partikelnya bertambah. Pertambahan itu dapat
memperbesar tekanan sedangkan volume dan suhu tetap. Dari penjelasan
itu terlihat bahwa
sebanding dengan jumlah partikelnya. Pembandingnya
dinamakan konstanta Stefan-Boltzmann, dan disimbolkan k.
Dengan
:
P = tekanan gas (N/m2 atau Pa)
V = volume gas (m3)
T =
suhu gas (K)
N =
jumlah partikel
k = 1,38 . 10-23 J/K
untuk
menentukan jumlah mol gas (n) sobat dapat menggunakan 2 alternatif rumus
berikut
No = bilangan avogadro 6,02 x 1023
Mr = massa molekul relatif gas
m = masa partikel gas
Azas
Ekuipartisi
Setiap
gas mengandung partikel-partikel yang selalu bergerak. Mengapa selalu
bergerak? Partikel-partikel itu dapat bergerak karena memiliki energi.
Energinya dinamakan energi kinetik.
“Jika
pada gas berlaku hukum Newton maka semua derajat kebebasan gerak partikel
akan menyumbang energi kinetik sebesar 1/2 kT.”
Dengan
:
=energi kinetik rata-rata
partikel (joule)
T =
suhu gas (K)
f =
derajat kebebasan
k =
ketetapan Baltzum.
a. Energi gaya monoatomik
Partikel-partikel gas monoatomik
memiliki tiga derajat kebebasan. Berarti energi kinetik
rata-rata partikelnya memenuhi persamaan berikut.
Dalam
sejumlah gas dapat mengandung banyak partikel (N partikel). Setiap
partikel tersebut memiliki energi, jumlah semua energi kinetik
partikel-partikel itu dinamakan energi dalam gas dan disimbulkan U
sesuai persamaan berikut.
b. Kecepatan efektif
adalah nilai rata-rata kecepatan partikel
kuadrat. Jika diakarkan akan mendapatkan nilai yang dinamakan road
mean square velsiti (vrms). Nilai akar
rata-rata kuadrat dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai nilai efektif.
Jadi
Dengan
:
vef = kecepatan efektif
partikel
T =
suhu gas (K)
m =
massa partikel (kg)
k = 1,38 . 10-23 J/K
B. Gas Nyata
Ketika salah satu dari dua atau kedua asumsi
yang diberikan di atas tidak valid, bahwa gas yang dikenal sebagai gas nyata.
Kita benar-benar menemukan gas nyata dalam lingkungan alam. Sebuah gas nyata
bervariasi dari kondisi ideal pada tekanan yang sangat tinggi.
Hal ini karena, ketika tekanan yang sangat
tinggi diterapkan, volume di mana gas diisi menjadi sangat kecil. Kemudian
dibandingkan dengan ruang kita tidak bisa mengabaikan ukuran molekul. Selain
itu, gas ideal berada dalam keadaan sesungguhnya pada suhu yang sangat rendah.
Pada suhu rendah, energi kinetik molekul gas sangat rendah. Oleh karena itu,
mereka bergerak perlahan-lahan.
Karena itu, akan ada interaksi antar molekul
antara molekul gas, yang kita tidak bisa mengabaikan. Untuk gas nyata, kita
tidak bisa menggunakan persamaan gas ideal di atas karena mereka berperilaku
berbeda. Ada persamaan yang lebih rumit untuk perhitungan gas nyata.
Apa perbedaan antara gas
Ideal dan Gas nyata?
1. Gas Ideal tidak memiliki
gaya antarmolekul dan molekul gas dianggap sebagai partikel titik. Sebaliknya
molekul gas nyata memiliki ukuran dan volume. Selanjutnya mereka memiliki gaya
antarmolekul.
2. Gas Ideal tidak dapat
ditemukan dalam kenyataan. Tapi gas berperilaku dengan cara ini pada suhu dan
tekanan tertentu.
3. Gas cenderung berperilaku
sebagai gas nyata dalam tekanan tinggi dan suhu rendah. Gas nyata berperilaku
gas sebagai ideal pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
4. Gas Ideal dapat berhubungan
dengan persamaan PV = nRT = NKT, sedangkan gas nyata tidak bisa. Untuk
menentukan gas nyata, ada persamaan jauh lebih rumit.
GAS IDEAL DALAM ILMU KIMIA
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan
wujud ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari studi kimia, sifat fisik
gas ideal bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga
bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal
adalah contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopik pada struktur
mikroskopik.
Maka dari itu semua jenis gas terbagi menjadi
dua tipe, yaitu : gas ideal dan gas nyata. Gas ideal merupakan sebuah gas yang
mematuhi persamaan gas umum dari PV = nRT yang disampaikan
secara singkat, sedangkan gas nyata adalah gas yangtidak mematuhi persamaan gas
umum dan menggunakan hukum-hukum gas hanya pada saat tekanan
rendah. (Maron, Samuel Herbert : 5).
Di dalam volume gas ideal ditempati molekul
mereka sendiri yang diabaikannya perbandingan dengan volume total pada semua
tekanan dan tempertur, dan daya tarik antar molekul sangat kecil dalam semua
kondisi. Untuk gas nyata kedua faktor tersebut cukup besar, pengukuran dari
masing-masing gas tergantung pada sifat, temperature, tekanan dari gas.
Gas ideal dapat dicirikan
oleh tiga variabel keadaan: tekanan mutlak (P), volume (V), dan suhu mutlak
(T), dalam ilmu kimia yang termasuk gas ideal adalah sebagai berikut :
Gas
|
a(atm dm6 mol-2)
|
b(atm dm6 mol-2)
|
He
|
0,0341
|
0,0237
|
Ne
|
0,2107
|
0,0171
|
H2
|
0,244
|
0,0266
|
NH3
|
4,17
|
0,0371
|
N2
|
1,39
|
0,0391
|
C2H
|
4,47
|
0,0571
|
CO2
|
3,59
|
0,0427
|
H2O
|
5,46
|
0,0305
|
CO
|
1,49
|
0,0399
|
Hg
|
8,09
|
0,0170
|
O2
|
1,36
|
0,0318
|
Persamaan gas
ideal dalam fisika bisa digunakan dalam kimia. Dalam kimia persamaan gas ideal
digunakan untuk menghitung mol yang
merupakan satuan jumlah dalam mempermudah komunikasi.
Hubungan antara mereka dapat disimpulkan dari
teori kinetik dan disebut
PV = nRT = NkT
n = banyaknya mol
R = Universal gas konstan = 8,3145 J / mol K
N = jumlah molekul
k = konstanta Boltzmann = 1,38066 x 10-23 J /
K = 8,617385 x 10-5 eV / K
k = R / NA
NA = Avogadro nomor = 6.0221 x 1023 / mol
FENOMENA
GAS IDEAL
1.
Balon
ketika tekanan yang sangat tinggi
diterapkan, volume di mana gas diisi menjadi sangat kecil. Kemudian
dibandingkan dengan ruang kita tidak bisa mengabaikan ukuran molekul. Selain
itu, gas ideal berada dalam keadaan sesungguhnya pada suhu yang sangat rendah.
Pada suhu rendah, energi kinetik molekul gas sangat rendah. Oleh karena itu,
mereka bergerak perlahan-lahan.Karena itu, akan ada interaksi antar molekul
antara molekul gas, yang kita tidak bisa mengabaikan.
Balon yang ditiup dengan mulut
bukan hanya berisi angin, melainkan juga karbon dioksida (CO2), uap,
air liur. Hal inilah yang justru lebih berat daripada udara sehingga balon
tidak akan lama berada diatas dan kembali jatuh.Kalau begitu, mengapa balon
yang diisi dengan gas helium dapat terbang tinggi. Itu karena massa helium
lebih rendah daripada udara.
2.
Ban
motor menjadi kempes jika lama tidak digunakan
Ketika anda sering menggunakan
motor, motor akan mejadi panas. Bukan hanya pada mesin saja yang panas, namun
juga terjadi pada body dan juga pada ban. ban motor malah sering bersentuhan
dengan aspal yang tentunya panas sekali. Nah pada saat ban ini panas berarti
suhu pada ban ini meningkat bukan? Ketika suhu meningkat otomatis tekanan di
dalam ban juga ikut meningkat.
Ketika motor lama tidak digunakan menyebabkan suhu pada motor menjadi dingin, begitu juga dengan ban. bila anda menyimpan motor anda di rumah di lantai batu maka ban akan lebih dingin lagi. Hal ini menyebabkan suhu pada ban menurun. Ketika suhu ban ini turun otomatis tekanan di dalam ban berkurang. Hal inilah yang menyebabkan ban motor anda kempes setelah lama tidak di gunakan.
Ketika motor lama tidak digunakan menyebabkan suhu pada motor menjadi dingin, begitu juga dengan ban. bila anda menyimpan motor anda di rumah di lantai batu maka ban akan lebih dingin lagi. Hal ini menyebabkan suhu pada ban menurun. Ketika suhu ban ini turun otomatis tekanan di dalam ban berkurang. Hal inilah yang menyebabkan ban motor anda kempes setelah lama tidak di gunakan.
3.
Botol menjadi kempes setelah
dimasuki air panas
Pada saat
anda memasukkan kopi hangat pada botol kemudian menutupnya segera dan pergi
kekebun. Selama anda di perjalanan suhu pada kopi hangat anda sedikit-sedikit
akan turun menyesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya. Turunnya suhu pada
kopi ini menyebabkan rumus gas ideal bekerja. Yaitu adalah ketika suhu turun
menyebabkan tekanan di dalam botol menjadi turun. Nah hal itulah yang
menyebabkan botol kopi anda menjadi kempes atau seperti tersedot.
Bagaimana? Logis bukan? Bila anda ingin mencoba bereksperiment sendiri untuk membuktikan dengan jelas di mata dan kepala anda secara langsung anda bisa mencoba cara sederhana yang juga pernah saya lakukan. Alat yang perlu anda persiapkan hanyalah sebuah botol aqua, terserah ukuran berapa saja. Selanjutnya masaklah nasi dengan menggunaka magicom atau ketika orang tua anda menanak nasi tunggulah hingga airnya mendidih dan mengeluarkan uap melalui cerobong uap magicom.
Ketika sudah mendidih dan uap keluar dari cerobong. Bukalah botol anda lalu arahkan mulut botol pada cerobong uap nasi tadi. Pastikan uap air masuk pada botol anda. setelah kira-kira cukup segera tutup botol anda dengan rapat. lalu diamkan beberapa saat, lihatlah perubahan pada botol anda sekarang!!! Botol kempes bukan hanya panas yang di akibatkan dari suhu uap air, tetapi juga dari hukum gas ideal ini. sekarang anda telah bisa membuktikan sendiri dengan cara sederhana mengenai gas ideal ini.
CONTOH SOAL
1.
Suatu
gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris
hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2
atm, tentukan usaha luar gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Data :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105
joule
2.
1,5
m3 gas helium yang bersuhu 27 ᵒC dipanaskan secara isobarik sampai
87 ᵒC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan
usaha luar sebesar….
Pembahasan
Data :
V1 = 1,5
m3
T1 = 27oC
= 300 K
T2 = 87oC
= 360 K
P = 2 x
105 N/m2
W = PΔV
Mencari
V2 :
V2/T2 =
V1/T1
V2 = (
V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PΔV =
2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 kJ
3.
2000/693
mol gas helium pada suhu tetap 27 ᵒC mengalami perubahan volume dari 2,5 liter
menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang
dilakukan gas helium!
Pembahasan
Data :
n =
2000/693 mol
V2 = 5 L
V1 = 2,5
L
T = 27oC
= 300 K
Usaha
yang dilakukan gas :
W = nRT
ln (V2 / V1)
W =
(2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L )
W = (2000/693)
(8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule
4.
Mesin
Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika
mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang dihasilkan
adalah….
A. 120 J
B. 124 J
C. 135 J
D. 148 J
E. 200 J
(Sumber
Soal : UN Fisika 2009 P04 No. 18)
Pembahasan
η = ( 1 −
Tr / Tt ) x 100 %
Hilangkan
saja 100% untuk memudahkan perhitungan :
η = ( 1 −
400/600) = 1/3
η = ( W /
Q1 )
1/3 =
W/600
W = 200 J
5.
Diagram
P−V dari gas helium yang mengalami proses termodinamika ditunjukkan seperti
gambar berikut!
Usaha yang dilakukan gas helium pada
proses ABC sebesar….
A. 660 kJ
B. 400 kJ
C. 280 kJ
D. 120 kJ
E. 60 kJ
Pembahasan
WAC = WAB
+ WBC
WAC = 0 +
(2 x 105)(3,5 − 1,5) = 4 x 105 = 400 kJ
6.
Suatu
mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai efisiensi
40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya…..%
A. 50,0
B. 52,5
C. 57,0
D. 62,5
E. 64,0
Pembahasan
Data
pertama:
η = 40% =
4 / 10
Tt = 400
K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr)
hilangkan 100 % untuk mempermudah perhitungan:
η = 1 −
(Tr/Tt)
4 / 10 =
1 − (Tr/400)
(Tr/400)
= 6 / 10
Tr = 240
K
Data
kedua :
Tt = 640
K
Tr = 240
K (dari hasil perhitungan pertama)
η = ( 1 −
Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 −
240/640) x 100%
η = ( 5 /
8 ) x 100% = 62,5%
7.
Perhatikan
gambar berikut ini!
Jika kalor yang diserap reservoir suhu
tinggi adalah 1200 joule, tentukan :
a)
Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha
mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di
suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot
d) Jenis
proses ab, bc, cd dan da
Pembahasan
a)
Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt =
227ᵒC = 500 K
Tr = 27ᵒC
= 300 K
η = ( 1 −
Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 −
300/500) x 100% = 40%
b) Usaha
mesin Carnot
η = W/Q1
4/10 =
W/1200
W = 480
joule
c) Perbandingan kalor yang dibuang di
suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot
Q2 = Q1 −
W = 1200 − 480 = 720 joule
Q2 : W =
720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2
d) Jenis
proses ab, bc, cd dan da
ab → pemuaian isotermis (volume gas
bertambah, suhu gas tetap)
bc → pemuaian adiabatis (volume gas
bertambah, suhu gas turun)
cd → pemampatan isotermal (volume gas
berkurang, suhu gas tetap)
da → pemampatan adiabatis (volume gas
berkurang, suhu gas naik)
8.
Suatu
gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja yang
dihasilkan pada proses siklus ini adalah….kilojoule.
A. 200
B. 400
C. 600
D. 800
E. 1000
Pembahasan
W = Usaha
(kerja) = Luas kurva siklus = Luas bidang abcda
W = ab x bc
W = 2 x (2 x
105) = 400 kilojoule
The Wynn Hotel, Casino & Skypod - Mapyro
BalasHapusFree public transport, taxi, biking, walking, driving, and ridesharing. Find the best stations 상주 출장안마 to 영천 출장마사지 park in Las Vegas. 고양 출장샵 The Wynn Hotel. Rating: 4.3 김포 출장마사지 · 전라북도 출장샵 3,220 reviews